2. Kendala Pengurusan Visa Haji
Berbeda dengan sebelumnya, proses pembuatan visa
petugas haji musiman dari mahasiswa timur tengah dilakukan dengan mengirimkan
paspor ke Kementrian Agama di Jakarta untuk selanjutnya dilanjutkan
pengurusannya oleh mereka di Jakarta. Ya, pengurusan visa bukan lagi menjadi pekerjaan mahasiswa dengan perwakilan-perwakilan di masing-masing Negara, tapi
di Jakarta.
Dengan itu, semua mahasiswa yang dinyatakan telah
lulus saat seleksi perekrutan di masing-masing perwakilan, mengirimkan
paspornya ke Jakarta. Termasuk utusan temus PPI Lebanon. Dibantu oleh PF.
Sosbud KBRI Beirut, Wendi Budi Roharjo, paspor Rahmat Siregar cs. pun
dikirimkan ke Jakarta untuk pengurusan visa haji. ‘’Sekarang kita tinggal
menunggu, kabar dari Jakarta. Kalau sudah selesai nanti kita infokan kepada
PPIL” ungkapnya saat koordinasi dengan DP PPI Lebanon 2015-2015.
Mendengar informasi dari Ketua PPIL bahwa paspor sudah
dikirim ke Jakarta, Rahmat Siregar cs pun saat gembira dengan kabar tersebut.
Info yang sama juga telah ia dengarkan dari perwakilan-perwakilan di Negara
lain, seperti tetangga Lebanon (Suria), Yordania, Mesir, Sudan, Maroko,
Tunisia, dan Libiya. Semua paspor delegasi temus dari mahasiswa telah
dikirimkan ke Kementrian Agama di Jakarta. Tinggal menunggu info gembiranya,
ketika visa telah jadi dan paspor akan menyertai pengirimannya ke masing-masing
perwakilan Negara.
Namun, pengurusan visa sebahagian mahasiswa menemukan
kendala. Termasuk diantaranya adalah paspor delegasi temus PPI Lebanon.
Sebagian besar visa sudah selesai dan mulai dikirim ke Negara masing-masing.
Tapi, paspor Rahmat Siregar belum juga selesai. Lebih dari itu, ternyata
pengurusannya di tunda, dikarenakan paspor yang dikeluarkan oleh KBRI Beirut
tahun 2015 itu tidak terbaca oleh sistem komputer milik kedutaan Saudi di
Jakarta. Akhirnya pengurusan visaanya pun menadapat keterlambatan.
Disaat paspor dengan visa yang sudah menyertainya,
mulai dikirim kembali ke masing-masing Negara, Rahmat masih harus menunggu
miliknya. “untuk pengurusan visa atas nama Rahmat Ilahi Siregar, akan digunakan
secara manual, dikarenakan paspornya tidak terbaca oleh sistem seperti yang
lainnya” ungkap Wendi Roharjo, PF.
Sosbud Kbri Beirut, membacakan isi pesan watsap dari Kemenag di Jakarta. “ada memang beberapa
paspor yang kendalanya sama, dari Maroko, Suria dan Mesir juga ada” lanjutnya.
Sepuluh hari berlalu, sebagian petugas haji dari temus
telah berada di Saudi menemani petugas dari Jakarta dan Petugas mukimin yang
tinggal di Saudi sejak seminggu yang lalu. Namun Paspor Rahmat Cs baru mendapat
info gembira. Ya, visanya telah jadi dan sudah dikirim ke Lebanon (KBRI
Beirut). “waktunya berangkat, yeay Alhamdulillahirobbilalamin ”. Ungkapnya
gembira dalam hati.
Hari itu juga, ia mencari tiket paling murah
penerbangan Beirut – Jeddah. Ia menanyakan ke beberapa travel yang ada di
sekitar asrama ia tinggal sekitar kampus universitas islam Beirut. Ia juga
tidak bergerak sendiri dalam mencari tiket bersama kedua delegasi lainnya.
Namun ia juga dibantu oleh staf KBRI yang cukup ia kenal dan dekat, staf yang
selama ini membantu mahasiswa dalam berbagai kesempatan. Baik itu secara
personal dari kalangan siapapun mahasiswanya ataupun organisasi ppi Lebanon,
ialah Rahmansyah al faruq. Staf TU KBRI Beirut, yang berasal dari Medan. Namun
sekarang tinggal di Bogor bersama Keluarganya. Iya, benar Rahmat cs dan
Rahmansyah sangat dekat bukan karena hanya berasal dari daerah yang sama, namun
karena keramahan dan kebaikan yang sering membuat mahasiswa nyaman berada didekatnya.
Ia biasa dipanggil Abang. Seperti panggilan Adek kepada Abang kandungnya. Ya,
pengurusan tiket Beirut – Jeddah pun selesai dengan cepat karena izin Allah swt
dan bantuan semua pihak.
Tak lama kemudian, besok hari paspor telah sampai di
Beirut. Tiket juga sudah dapat dengan harga yang sesuai kantong Rahmat Cs.
Tinggal persiapan lahir dan batin, ilmu dan amal, teori dan prakter. Semua
perlu disiapkan agar dapat melayani tamu-tamu Allah swt nantinya di Tanah Suci
Mekkah dan Madinah. Segalanya mulai diperhitungkan agar pelayanan yang
diberikan kepada jamaah haji Indonesia mendapat kesan yang baik dan membantu
prosesi haji jamaah Indonesia. Ilmu yang baik akan meberikan penerangan yang
baik bagi para pelayan jamaah. Ia juga membantu membagi waktu beribadah dan
waktu tugas selama disana. “Alhamdulillah, panggilan yang selama ini ditunggu
telah datang. Semoga bisa melayani tamu-tamu Allah dan diberkahi dengan haji
yang mabrur” gumamnya dalam hati sebagai doa, saat menerima paspor disertai
visa didalamnya dari PPI Lebanon. “sukron, ketua..!” lanjutnya. (bersambung…)